Setiap keluarga akan berbahagia begitu buah hatinya lahir ke dunia. Namun, kadang-kadang kebahagiaan seringkali diganggu oleh rasa cemas begitu melihat si kecil kuning. Rasa cemas akan bertambah karena ketidaktahuan apa yang mesti dilakukan.
Sebenarnya kenapa sih bayi bisa kuning….?
Bayi kuning bisa bersifat fisiologis (normal) maupun patologis. Hampir dari 50% bayi yang lahir normal dapat mengalami kuning (jaundice). Hal ini disebabkan karena pigmen kuning atau yang dikenal dengan istilah bilirubin meningkat di dalam darah. Bilirubin ini terjadi akibat pemecahan sel-sel darah merah sewaktu bayi lahir.
Saat bayi dalam kandungan bilirubin indirek akan dibuang melalui plasenta selanjutnya oleh organ Hati si Ibu akan diolah (dikonyugasikan) menjadi bilirubin direk untuk dibawa ke usus selanjutnya dibuang lewat tinja.
Tetapi setelah bayi lahir proses tersebut diatas akan dilakukan oleh organ Hati si bayi. Karena fungsi hatinya belum sempurna, proses ini akan berjalan lambat sehingga bilirubin indirek tetap tinggi di dalam darah. Bilirubin indirek inilah yang masuk ke jaringan termasuk jaringan kulit sehingga bayi kelihatan kuning mulai dari badan sampai ke ujung kaki tergantung dari derajat tinggi kadar bilirubinnya.. Selain kulit bayi terlihat kuning, putih mata si kecil juga terlihat kuning.
Pada bayi normal umumnya sekitar 3-4 hari setelah lahir, kadar bilirubin pelan-pelan menurun seiring dengan bertambah sempurnanya fungsi organ Hatinya. Pada hari ke tujuh, bayi biasanya sudah tidak kuning lagi. Inilah penyakit kuning yang bersifat fisiologis (normal). Kondisi ini tentu tidak berbahaya bagi bayi. Jenis penyakit kuning yang patologis biasanya timbul lebih cepat yakni 24 jam setelah lahir kelahiran dan peningkatan kadar bilirubin berlangsung lebih cepat. Jenis penyakit kuning yang patologis ini bisa disebabkan oleh karena adanya infeksi, ketidakcocokan golongan darah si Ibu dan si bayi, serta kasus yang jarang bisa disebabkan oleh kurangnya enzim G6PD (Glukosa 6 Phosphate Dehidrogenase). Enzim ini terdapat dalam dinding sel darah merah yang berfungsi untuk mencegah kerusakan sel-sel darah merah.
Kuning karena ketidakcocokan golongan darah terjadi seandainya si Ibu bergolongan darah O sedangkan si bayi golongan darah A atau B. Ketidakcocokan juga terjadi jika golongan darah ibu rhesus negatif sedangkan si bayi rhesus positif.
Kadar bilirubin normal sekitar 2 mg/dl. Bayi mulai kelihatan kuning jika kadar bilirubin sudah mencapai 6-7 mg/dl. Namun seandainya kadar sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl maka bayi perlu mendapat perawatan di RS agar kadar bilirubin tidak bertambah tinggi lagi. Perawatan dilakukan dengan meletakkan bayi di box kemudian dilakukan therapi sinar (fototherapi). Tujuan therapi ini untuk mengubah bilirubin yang ada di jaringan kulit yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air sehingga bisa dibuang lewat kencing. Disamping itu bayi yang kuning akan diberi suntikan antibiotik jika dicurigai penyebabnya oleh karena infeksi.
Jika kadar bilirubin diatas 20 mg/dl biasanya dokter mulai memikirkan kemungkinan dilakukan tranfusi darah (tranfusi tukar). Hal yang ditakutkan jika bilirubin tinggi sekali ia dapat menembus barrier otak sehingga dapat merusak sel-sel otak dimana bayi bisa mengalami kejang-kejang. Efek jangka panjang bisa terjadi kelumpuhan, gangguan pendengaran, penurunan kecerdasan serta kelainan neurologis lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika bayi Anda kuning:
Sebenarnya kenapa sih bayi bisa kuning….?
Bayi kuning bisa bersifat fisiologis (normal) maupun patologis. Hampir dari 50% bayi yang lahir normal dapat mengalami kuning (jaundice). Hal ini disebabkan karena pigmen kuning atau yang dikenal dengan istilah bilirubin meningkat di dalam darah. Bilirubin ini terjadi akibat pemecahan sel-sel darah merah sewaktu bayi lahir.
Saat bayi dalam kandungan bilirubin indirek akan dibuang melalui plasenta selanjutnya oleh organ Hati si Ibu akan diolah (dikonyugasikan) menjadi bilirubin direk untuk dibawa ke usus selanjutnya dibuang lewat tinja.
Tetapi setelah bayi lahir proses tersebut diatas akan dilakukan oleh organ Hati si bayi. Karena fungsi hatinya belum sempurna, proses ini akan berjalan lambat sehingga bilirubin indirek tetap tinggi di dalam darah. Bilirubin indirek inilah yang masuk ke jaringan termasuk jaringan kulit sehingga bayi kelihatan kuning mulai dari badan sampai ke ujung kaki tergantung dari derajat tinggi kadar bilirubinnya.. Selain kulit bayi terlihat kuning, putih mata si kecil juga terlihat kuning.
Pada bayi normal umumnya sekitar 3-4 hari setelah lahir, kadar bilirubin pelan-pelan menurun seiring dengan bertambah sempurnanya fungsi organ Hatinya. Pada hari ke tujuh, bayi biasanya sudah tidak kuning lagi. Inilah penyakit kuning yang bersifat fisiologis (normal). Kondisi ini tentu tidak berbahaya bagi bayi. Jenis penyakit kuning yang patologis biasanya timbul lebih cepat yakni 24 jam setelah lahir kelahiran dan peningkatan kadar bilirubin berlangsung lebih cepat. Jenis penyakit kuning yang patologis ini bisa disebabkan oleh karena adanya infeksi, ketidakcocokan golongan darah si Ibu dan si bayi, serta kasus yang jarang bisa disebabkan oleh kurangnya enzim G6PD (Glukosa 6 Phosphate Dehidrogenase). Enzim ini terdapat dalam dinding sel darah merah yang berfungsi untuk mencegah kerusakan sel-sel darah merah.
Kuning karena ketidakcocokan golongan darah terjadi seandainya si Ibu bergolongan darah O sedangkan si bayi golongan darah A atau B. Ketidakcocokan juga terjadi jika golongan darah ibu rhesus negatif sedangkan si bayi rhesus positif.
Kadar bilirubin normal sekitar 2 mg/dl. Bayi mulai kelihatan kuning jika kadar bilirubin sudah mencapai 6-7 mg/dl. Namun seandainya kadar sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl maka bayi perlu mendapat perawatan di RS agar kadar bilirubin tidak bertambah tinggi lagi. Perawatan dilakukan dengan meletakkan bayi di box kemudian dilakukan therapi sinar (fototherapi). Tujuan therapi ini untuk mengubah bilirubin yang ada di jaringan kulit yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air sehingga bisa dibuang lewat kencing. Disamping itu bayi yang kuning akan diberi suntikan antibiotik jika dicurigai penyebabnya oleh karena infeksi.
Jika kadar bilirubin diatas 20 mg/dl biasanya dokter mulai memikirkan kemungkinan dilakukan tranfusi darah (tranfusi tukar). Hal yang ditakutkan jika bilirubin tinggi sekali ia dapat menembus barrier otak sehingga dapat merusak sel-sel otak dimana bayi bisa mengalami kejang-kejang. Efek jangka panjang bisa terjadi kelumpuhan, gangguan pendengaran, penurunan kecerdasan serta kelainan neurologis lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika bayi Anda kuning:
- Berikan ASI atau cairan sebanyak dan sesering mungkin
- Bisa dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari pagi antara pukul 06.30-07.30. Namun tetap diperhatikan kulit bayi agar tidak terjadi iritasi oleh karena sinar matahari. Lindungi mata bayi dari sorot sinar matahari pagi.
- Perhatikan bayi apakah tampak lebih lemas, tidak aktif, tidak mau menyusui, serta tangisnya kurang kuat/merintih. Jika hal itu terjadi segera periksa ke dokter/RS
- Jika bayi kuning lebih dari 2 minggu segera periksa ke dokter /RS.
Terima kasih atas infonya...
BalasHapus@ bayi sehat: semoga bermanfaat :~
BalasHapusGreat article. Kecendrungan yg saya perhatikan sering terjadi pada bayi yg baru lahir adalah si bayi tidak mau menyusui. Ini bisa disebabkan oleh karena si bayi masih belajar menyusui. Saya sarankan para calon ibu untuk lebih sabar dlm melatih si kecil sehingga dia bisa menyusui. Hal ini tentunya berbeda bagi ibu yang tidak kepingin menyusui tetapi mengutamakan susu formula. Jaundice pada bayi adalah sangat sering terjadi so jangan panik.
BalasHapusCheers,
Made - Melbourne
@ Made: Thanks commentnya De. Si kecil sehat-sehat aja khan....? :X
BalasHapus