Waspadai Benjolan di Payudara




Kanker payudara saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak pada wanita setelah kanker leher rahim. Namun, diproyeksikan bahwa kanker payudara ini akan menempati tempat teratas di masa mendatang jika tidak segera dilakukan langkah-langkah antisipasi.

Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor diduga sebagai penyebabnya seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak hewani, virus, serta pemakaian hormon estrogen dosis tinggi. Namun yang jelas, setiap wanita memiliki gen yang bisa mempengaruhi atau membawa penyakit ini (genetic susceptibility). Kalau gen ini terangsang, maka bisa bermutasi dan menyimpang, kemudian jadilah kanker.

Siapa yang beresiko terkena kanker payudara?
Bila dulu kanker payudara hanya dialami ibu-ibu usia diatas 40 tahun, maka kini telah terjadi pergeseran. Dari hasil penelitian, wanita berusia dibawah 40 tahun pun dikatakan mulai beresiko terkena. Selain itu yang mempunyai resiko tinggi adalah yang mempunyai riwayat keluarga penderita kanker payudara. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang mepunyai anak pertama setelah berusia diatas 40 tahun potensial untuk menderita kanker payudara. Ibu-ibu yang tidak menyusui anaknya atau yang masa menyusuinya sangat singkat rentan terhadap kanker ini.

Bagaimana tanda-tanda kanker payudara?
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan seperti benjolan yang tidak terasa sakit di payudara. Puting susu yang berdarah atau pengeluaran cairan yang tidak wajar. Kulit payudara berubah menjadi bengkak, berkerut seperti kulit jeruk.

Deteksi dini
Untuk saat ini deteksi dini kanker payudara yang terbaik hasilnya adalah dengan mammografi. Mammografi adalah pemeriksaan radiodiagnostik khusus dengan mempergunakan tehnik foto jaringan lunak pada payudara karena memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi yaitu sekitar 80-90%.
Rekomendasi dari American Cancer Society bahwa wanita umur 20 tahun keatas harus sudah melakukan SADARI (pemeriksaan payudara oleh wanita itu sendiri) secara teratur dan benar. Meski penggunaan SADARI dalam program deteksi dini masih belum efektif, namun cara ini murah, aman, sederhana, tidak menimbulkan rasa sakit serta dapat diulang. Dari pemeriksaan tersebut harus diwaspadai bila ditemukan benjolan di payudara. Sebaiknya SADARI dilakukan secara rutin sebulan sekali seminggu setelah menstruasi. Toh pemeriksaan ini paling banyak menghabiskan waktu sekitar 10 menit. Dengan SADARI yang rutin diharapkan kelainan segera ditemukan oleh bersangkutan. Segera periksakan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan kelainan.

SADARI
Berikut langkah-langkah untuk melakukan Sadari.

Langkah 1.
Berdiri bertelanjang dada di depan cermin. Mula-mula berdiri tegak dengan kedua lengan santai disamping badan. Perhatikan perubahan bentuk dan besarnya payudara, puting susu serta kulit payudara. Kulit payudara yang berubah bentuk menjadi bengkak, berkerut serta ada lekukan seperti kulit jeruk ataupun puting susu yang tertarik ke dalam payudara merupakan tanda dari kanker. Setelah itu ganti posisi berturut-turut posisi bertolak pinggang dengan kedua tangan ditekan kuat diatas pinggul, posisi dengan mengangkat tangan lurus ke atas kepala dan posisi membungkukkan badan. Lakukan hal yang sama seperti diatas.

Langkah 2.
Dengan posisi berbaring terlentang, letakkan bantal kecil dibawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan atas disamping kepala. Gunakan tangan kiri untuk melakukan perabaan payudara sebelah kanan. Dengan meratakan jari-jari, mula-mula periksa lipatan lengan. Kemudian mulai dari batas luar payudara rasakan seluruh payudara dengan lingkaran-lingkaran kecil. Diibaratkan payudara sebagai permukaan jam dinding, lakukan perabaan secara melingkar jam demi jam searah dengan jarum jam sampai berakhir pada puting susu. Kurang lebih diperlukan 8-10 putaran untuk mendapatkan perabaan yang lengkap. Saat perabaan perhatikan benjolan atau penebalan. Umumnya benjolan kanker payudara tidak terasa sakit.

Langkah 3.
Setelah melakukan perabaan perlahan-lahan puting susu diperas dan perhatikan apakah ada darah atau cairan yang keluar. Puting susu yang berdarah atau mengeluarkan cairan yang tidak wajar kemungkinan karena kanker. Ulangi hal yang sama untuk payudara sebelah kiri.
Bila terdapat satu tanda seperti diterangkan diatas, segera periksa ke dokter. Jangan panik, sebagian besar benjolan di payudara adalah bukan kanker. Umumnya benjolan bersifat jinak seperti lipoma, fibro adenoma mamma. Tetapi bila ternyata kanker, temukan sedini mungkin dan dengan mengobati seawal mungkin maka kemungkinan besar bisa sembuh total.





Related Posts



Tidak ada komentar:

Posting Komentar